Efektif Bagi Wanita Tapi Sayang Tak Populer |
Goodispost.go.id - Dibanding alat kontrasepsi suntik, pil, dan kondom, metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dinilai lebih menguntungkan wanita namun sayangnya keberadaannya kurang populer.
Ada beberapa hal yang membuat metode kontrasepsi jangka panjang tak populer yakni, banyaknya orang yang kurang mendapat informasiterkini mengenai penggunaan yang tepat dan kurangnya sinergi antaratenaga medis guna memasang alat kontrasepsi tersebut.
"Memang metode kontrasepsi jangka panjang atau MKJP ini banyakkendala atau tantangan yang harus dihadapi agar keberadaannyasepopuler kontrasepsi hormonal," kata Dr Sudibyo Alimoeso, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Jakarta.
Menurutnya, metode ini memerlukan ketrampilan khusus untuk bisa
dipakai oleh peserta seperti implant dan IUD. Sedangkan dua metodelainnya yaitu Kontap Pria dan Kontap Wanita (sterilisasi) hanyadokter yang ahli yang boleh melakukan sehingga tenaga menjaditerbatas.
Lebih jauh Sudibyo menjelaskan peminatan terhadap metode MKJP ini
juga terbatas, baik karena keengganan pemakaian (misal IUD harus dimasukkan ke rahim) atau pasangan implan ke dalam tubuh, dan lainsebagainya.
"Karenanya, sosialisasi sangat penting, agar mitos - mitos atau ketakutan terhadap MKJP bisa dihilangkan ataudiminimalisir," jelasnya.
Tak hanya itu, BKKBN juga telah membuat Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) untuk memberikan edukasi dan pemahaman yang cukup kepada masyarakat dan keluarga akan pentingnya menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang.
Sebagai badan yang menaungi masalah keluarga berencana dan
kependudukan, BKKBN tak segan-segan untuk melatih tenaga medis agar lebih trampil untuk memasang alat kontrasepsi jangka panjangseperti IUD dan implan.
"Tenaga bidan kita inventarisir dan yang belum terampil kemudian kita latih. Tahun 2011 BKKBN melatih sekitar 35.000 bidan dan 15.000 dokter," ungkap Sudiibyo.
Sementara, Roemempah Ingsih, Spd M.Kes, Ikatan Bidan Indonesia
(IBI) Manger Unit Bidan Delima menambahkan, tak populernya
kontrasepsi jangka panjang seperti halnya IUD di latar belakangidengan kurangnya edukasi serta proses pemasangannya yang tak sesuai dengan tata krama masyarakat di daerah-daerah.
"Jadi sudah menjadi sebuah keharusan bagi petugas lapangan atau PLKB memberikan penyuluhan, edukasi, dan konseling mengenai penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang," tambah Roem.
Menurutnya, dibanding pemakaian IUD, pengguna implan di daerah-daerah cenderung meningkat. Hal ini dikarenakan proses pemasangannya yang tak terlalu riweh.
Sinergi antara dokter dan bidan harus. dilakukan dengan baik. Bidan
harus mendapatkan pengayoman dari dokter, hal ini penting karena
tenaganya jauh lebih banyak bidan.
"Dan, yang lebih penting peraturan perundangan juga harus dipertegas dan harus mampu melindungi kewenangan bidan sebagai tenaga media yang berhak malakukan pemasangan alat kontrasepsijangka panjang," tegas Sudibyo.
Posting Komentar